Monday 12 January 2009

kakek telur puyuh

kemarin pagi si ulat ikut induk ke pasar untuk membeli seragam sekolah adik. Suasana pasar terlihat lengang layaknya pasar pasar di hari minggu pagi cerah dan indah yang sangat pas untuk meneruskan tidur hingga siang hari

Ketika mata ulat bersirobok pandang dengan mata seorang kakek penjual telur puyuh yang sedang duduk di lantai menunggui dagangannya yang tidak seberapa, memakai kemeja lusuh dan celana pendek yang warnanya tidak kalah kumal, wajah si kakek telur puyuh semakin terlihat kuyu

aku terenyuh, aku sedih, aku marah!
kenapa ada orang susah? mungkin dengan bodohnya bisa di katakan karena ada orang yang tidak susah, mungkin karena bila tidak ada orang susah, tentunya yang ada hanyalah orang "tanpa embel embel" karena semuanya sama, tidak ada orang susah, tidak ada orang yang perlu di bantu, tidak ada orang yang mau membantu, tidak ada rasa saling tolong menolong, dan kemudian hidup jadi hampa, tidak berwarna, mungkin....

muncul pertanyaan lagi, kenapa hidup bisa begitu tidak adil?
saat seorang kakek telur puyuh berjuang hidup dengan mengandalkan dagangan telur puyuh seharga 2500 rupiah per bungkusnya, di saat itu pula di luar gedung pasar ada seorang kaya dengan mobil BMW biru tuanya yang mengklakson klakson semua pejalan kaki yang menghalangi jalannya dan terima kasih pada si pengemudi BMW biru tua yang hampir menyerempet si ulatberponi lucu ini, huh! padahal aku sudah jalan mepet ikrib meripit skali...padahal, lahan di sebelahnya masih lebih dari cukup untuk dia agak minggir sedikit.

kalau keadaannya di tukar, antara kakek telur puyuh dan pengemudi BMW biru tua, kira kira apa yang akan terjadi yah? mungkinkah tulisan ini akan berubah menjadi kakek telur puyuh yang angkuh dan tidak membuatku terenyuh karena dia terlalu angkuh pada semua orang yang melihatnya, dan pengemudi BMW biru tua baik hati yang sangat dermawan dan sabar hati.

sudah sudah, baiknya tulisan ini di akhiri sampai di sini dulu saja, nanti malah tambah melantur dan mempertanyakan hal hal yang sebenarnya tidak bisa di jangkau otak manusia

...semoga kakek telur puyuh mendapat rezeki yang banyak sekali hari ini, hari esok dan hari hari seterusnya, selamat berjuang kakek telur puyuh!

(ub)

No comments:

Post a Comment